Sabtu, 18 Juni 2016

Saat Kami Seusiamu, DIk!!!






Dik,
Saat kami seusia kalian tak ada yang lebih indah dari berlari-larian bersama hanya demi sebuah layangan yang putus. 

Tahukah engkau, Dik.
Saat kami berada dimasa yang sama seperti kalian, tak ada yang lebih menyenangkan dari huruf L dibuku laporan mengaji, dan catatan terlampaui dalam rapot sekolah kami.

Dik, harus engkau ketahui.
Saat kami seusia kalian, Ramadhan kami dipenuhi dengan hal-hal yang begitu meriah dan menyenangkan. Bangun lebih awal dan bergegas mencari apapun yang berbunyi nyaring hanya untuk membangunkan orang-orang disekitar kami untuk makan sahur. Berjalan-jalan dengan segepok petasan korek setelah Shalat Shubuh berjamaah dimasjid. Bermain galasin dan perang sarung saat orang dewasa melaksanakan Shalat Sunnah Tarawih adalah kenakalan terbesar kami, Dik.

Dik, saat seusia kalian.
Kami hanya menikmati permainan sederhana yang memecah tawa kami, Hingga perselisihan hanyalah bumbu pelengkap dalam permainan kami.
Bahkan hebatnya, Dik. Sebuah karet gelang dan biji karet yang terbuang dan tak berharga dapat membuat kami melupakan segalanya.
Aliran air sungai atau sebidang tanah kosong sudah menjadi wahana bermain kami yang tak kalah menyenangkan dari Dunia Fantasi atau Jungle Land yang kalian anggap menyenangkan.

Dik, Masa kecil kami begitu indah.
Dimana saat berkumpul dengan teman-teman kehangatan terjalin dalam gelak tawa renyah dari wajah dan mulut kami yang masih polos.

Masa putih biru kami pun tak kalah indah, dimana kami berlomba-lomba mengukir prestasi agar dapat bersekolah disekolah favorit.


Dik, dalam dunia kami yang putus hanyalah benang layangan dan sandal jepit yang kami pakai untuk berlari dan berkejar-kejaran. Bukan hubungan yang tak kami ketahui apa makna dan tujuannya.

Yang panas hanyalah cuaca kemarau yang berubah menjadi menyenangkan karena kami dapat bermain sepuasnya diluar rumah. Bukan hati yang meletup cemburu buta.

Yang luka hanyalah lutut-lutut dan siku kami karena bersinggungan dan bertabrakan saat kami berlari-lari riang, bukan hati yang luka saat tersinggung oleh perkataan kasar dan tak senonoh.

Dik, betapa polosnya kami saat seusiamu. Karena bermain dan mengejar cita-cita adalah hal sederhana yang amat besar nilainya bagi hati kami.

Dan sebungkus popcorn murah dan kincir angin dipasar malam sudah menjadi hal besar yang membuat kami merengek tak karuan.

Betapa kami menatap miris pada masa sulit ini, dik. Saat anak-anak seusia kalian terjajah oleh teknologi dan melupakan nilai-nilai yang kami pelajari bersama dari sebuah permainan sederhana yang menyenangkan.

Betapa begitu banyak hal hilang dari masa kecil kami untuk masa kecil kalian, karena sejauh yang kami lihat, tak ada sepeda yang melintas berisik karena gelas plastik bekas minuman instant yang terselip diroda belakang sepeda. Yang ada hanya asap knalpot yang membuat sesak dada.

Tak ada lagi gelak tawa riang dan tangis memecah karena permainan sederhana kami, melainkan jari-jari yang sibuk memijat keypad dan touchscreen handphone pintar.

Tak ada lagi teriakan yel-yel saling mengejek karena kecurangan atau kekalahan dalam permainan kami, karena sudah berganti dalam sindiran dimedia sosial karena pengkhianatan yang dilakukan sahabat atas kekasih cinta monyet kalian.

Dik, tak terbersit sedikitkah pada hati kalian bagaimana indahnya masa-masa kecil kami??
Ketika nilai dan moral menjadi patokan kami dan dengan mudahnya meresap dalam hati kami melalui permainan sederhana yang kini kalian anggap kuno dan kotor.

Ketika keseimbangan otak, intelejensi dan keterampilan yang orang tua kalian usahakan dengan memasukan kalian dalam berbagai macam les dan kursus mahal itu kami dapatkan dengan gratis  dilapangan dan ditempat-tempat bermain kami

Dik, begitu banyak yang ingin kami ceritakan pada kalian tentang betapa indahnya masa-masa kami saat seusia kalian, tapi kami takut itu hanya menjadi dongeng yang tak mungkin jadi hal yang nyata dimasa-masa kalian.

Dik, sebaris pesan dari kami kakak-kakakmu.
Gunakan dengan bijak gadget yang kau genggam itu, nikmati masa-masamu sesuai dengan usia. Dan fahami tujuan hidup, dan mulailah merancang strategi untuk mencapainya.

Salam Hangat generasi "90an"